افريتماالاسلام: Tak jadi

Sabtu, 04 Februari 2012

Tak jadi

Pagi itu panas terik dari kamar mandi rumah besar di ujung komplek terdengar suara desiran air seperti orang mandi.Di sekitar komplek terlihat banyak orang melakukan aktivitas mereka masing-masing.Tak berapa lama keluarlah seorang laki-laki bertubuh besar dan tinggi dari kamar mandi.Dia adalah Andhika,seorang mahasiswa Universitas Diponegoro yang sedang tinggal di semester 4.Setelah bersiap-siap dengan dandanannya yang bias dikatakan sedikit macho, Andhika langsung berangkat ke Semarang.Jarak dari rumahnya ke terminal sekitar 400 m dilalui dengan berjalan kaki.”mau kemana mas???”,tiba-tiba kenek bus bertanya.Dengan nada agak kaget Andhika menjawab “ke Semarang bung!!!”,tegasnya.Kenek bus menunjukkan bus tujuan Semarang dan Andhika langsung menuju bus.
Perlahan Andhika menyusuri bus untuk mencari bangku yang kosong, sudah setengah bus ia lalui namun semua kursi telah diisi oleh penumpang yang juga bertujuan ke Semarang.Dengan agfak kecewa ia bertanya kepada kenek bus:”mas apa masih ada bangku yang kosong???”, Tanya dia.”emmmm….itu..”, tunjuk kenek bus.Waw…!!! Andhika merasa sangat beruntung mendapat bangku itu.apa tidaknya, disamping bagku itu telah dududk seorang wanita cantik bak bidadari turun dari atas bus, tidak menunggu lama lagi bangku itu langsung diberi beban berat badannya yang kira-kira 68 kg itu.Awalnya ia canggung untuk berbicara dengan wanita yang ada di sampingnya.Namun berkat dandanannya yang macho, ia menjadi lebih percaya diri untuk bertanya.”mbak masih kuliah???”, Tanya Andhika memberanikan diri.Wanita itu hanya tersenyum mendengar pertanyaan Andhika.Merasa dicuekin ia jadi malu.
Ternyata niatnya lebih besar dari rasa malunya.Andhika tetap bekerja keras untuk berkenalan dengan wanita itu.”saya Andhika, nama kamu siapa?”,Andhika kembali bertanya kepada wanita yang asik membaca buku di sampingnya.”ohh, saya Rini”,jawabnya singkat.Merasa mendapat balasan, Andhika melanjutkan aksinya.”di Semarang tinggalnya di mana?”,ia bertanya lagi.Tapi Rini hanya tersenyum sambil memberikan secarik kertas yang ternyata berisi identitas Rini.Berselang 3 menit, ternyata bus sudah sampai ke Semarang.Andhika mengucapkan selamat jalan kepada wanita yang baru dikenalnya itu.
Setelah kejadian itu, hari-harinya dilewati dengan bayangan ingatan saat perjalanan ke Semarang.Untuk menghilangkan bayang-bayang itu, ia memutuskan untuk pergi ke rumah sang idaman hati.Berkat kertas yang diberikan Rini saat di bus, ia menemukan runah yang beralamatkan jalan Diponegoro nomor 134 yang merupakan tempat tinggal Rini.
“ting…tung…’, bel dibunyikan.Tak berapa lama pintu terbuka.Terlihat seorang laki-laki berkulit putih berdiri di depan pintu.”mbak Rini ada mas??”,Tanya Andhika.”ada”, jawab laki-laki itu dengan nada acuh dan kemudian memanggil Rini.”silahkan masuk mas”, kata Rini.Mereka bersama-sama menuju ruang tamu.
“tinggal sama adiknya yam as?”, Tanya Andhika kepada laki-laki yang duduk di samping Rini.Rini dan laki-laki itu menjadi bingung.”maksud mas???”,Tanya Rini penasaran.”ini siapa mbak?”, Tanya Andhika sambil menunjuk laki-laki putih itu.Dengan tegas Rini menjawab “ini suami saya mas”.Wajah Andhika mendadak berubah jadi merah merasa kecewa dan menahan malu.Untuk menutupi kekecewaannya dan rasa malunya, ia berpura-pura mengembalikan kertas identitas yang didapat di bus kemarin.Kemudian langsung pamit pulang.Kejadian itu akan menjadi pengalaman yang memalukan dan tidak bisa terlupakan olehnya.
Dikembangkan oleh : Aan Priatma
Kelas : XII IPA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar anda